
Selama ini, roti, kue, dan pastry identik dengan rasa aman seperti buttery, manis, atau creamy. Namun beberapa tahun terakhir, selera konsumen mulai berubah. Banyak orang ingin sesuatu yang lebih berani, lebih unik, dan membuat penasaran. Chef Ernest melihat perubahan ini sebagai tanda bahwa dunia bakery sedang masuk ke fase eksplorasi rasa yang lebih luas. Konsumen, khususnya di rentang usia produktif, kini lebih berani mencoba profil rasa yang berbeda, bahkan menjadikan pastry sebagai makanan utama, bukan sekadar camilan.
Di sinilah tren sweet–spicy atau swicy mulai mencuri perhatian. Perpaduan rasa manis yang lembut dengan sensasi pedas yang muncul perlahan menciptakan pengalaman makan yang unik. Satu gigitan terasa nyaman dan familiar, lalu muncul hangat pedas yang membuat penasaran tanpa terasa berlebihan. Menurut Chef Ernest, tren ini bukan tren musiman, tetapi cara baru konsumen menikmati kue dan pastry yang lebih sensorial, playful, dan terbuka pada inovasi rasa.
Mengapa Kombinasi Ini Bisa Diterima Konsumen Indonesia?
Tren swicy mungkin terdengar baru untuk dunia bakery, tapi sebenarnya kita sudah akrab dengan kombinasi manis-pedas sejak lama. Rujak, sambal manis, sampai wedang jahe adalah contoh klasiknya. Jadi saat rasa ini hadir dalam bentuk croissant cokelat pedas atau donat hot honey, konsumen Indonesia merasa familiar. Bedanya, sekarang tampil dengan kemasan modern yang lebih playful dan rasa yang relevan dengan tren global.
Teknik dalam Menyeimbangkan Rasa Pedas dan Manis
Rasa pedas tidak bisa diperlakukan seperti gula atau garam yang tinggal dicampur begitu saja pada adonan. Ada karakter khusus yang perlu dipahami terlebih dulu. Rasa pedas pada cabai berasal dari senyawa bernama capsaicin, dan cara kerjanya berbeda dari bahan bakery lain. Capsaicin tidak larut dalam air, tetapi justru lebih mudah larut dalam lemak seperti margarin atau minyak.
“Inilah alasan mengapa lemak memegang peranan penting saat membuat pastry atau bakery dengan profil rasa pedas. Saat capsaicin dicampur lebih dulu dengan lemak, rasa pedasnya menjadi lebih lembut, menyatu, dan muncul perlahan di akhir gigitan. Bukan pedas yang langsung menyengat, tetapi sensasi hangat yang terasa lebih seimbang,” jelas Chef Ernest.
Salah satu teknik sederhana untuk menerapkannya adalah blooming. Caranya dengan memanaskan sedikit margarin atau minyak, lalu menumis bubuk cabai atau rempah pedas selama 30–60 detik sebelum dicampurkan ke dalam adonan atau buttercream. Teknik ini membuat rasa pedas lebih menyatu, aromanya lebih keluar, dan tidak meninggalkan sensasi mentah.
Dengan cara ini, baker dapat menciptakan pastry swicy yang seimbang dan nyaman dinikmati. Rasa manis dan pedas tidak saling bertabrakan, tetapi saling melengkapi dalam satu gigitan.
Peran Lemak dalam Menyeimbangkan Rasa
Dalam menciptakan bakery modern dengan sentuhan pedas, pemilihan jenis lemak menjadi kunci karena berpengaruh pada rasa, stabilitas adonan, dan tekstur akhir. Lemak membantu menyebarkan sensasi pedas secara merata sekaligus menjaga struktur agar tetap stabil selama proses baking. Maka dari itu, diperlukan penggunaan jenis lemak yang tepat. Berikut tips dan rekomendasi penggunaan produk FILMA® dari Chef Ernest:
- FILMA® Prestige (Butter Blend Margarine)
Memberikan rasa buttery yang seimbang dan membantu melembutkan sensasi pedas agar terasa lebih halus dan bertahap. - FILMA® Puff Pastry
Ideal untuk laminasi karena stabil terhadap panas dan menjaga lapisan tetap renyah meski menggunakan bumbu atau rasa pedas. - FILMA® Baker’s Cream Fat
Cocok untuk filling atau buttercream pedas karena aromanya berpadu baik dengan rasa pedas tanpa mengganggu struktur krim.
Untuk eksplorasi lebih lanjut, berbagai produk FILMA® di atas dapat ditemukan melalui e-catalog yang tersedia. Dengan pilihan bahan yang tepat dan pendekatan yang terukur, kreasi bakery swicy pun bisa dihasilkan dengan rasa yang seimbang, stabil, dan siap menarik perhatian konsumen.
Inspirasi Aplikasi Resep untuk Tren Swicy
Setelah memahami karakter rasa pedas dan peran lemak dalam menciptakan keseimbangan, langkah berikutnya adalah melihat bagaimana tren swicy bisa diterapkan dalam menu bakery modern yang relevan untuk pasar Indonesia. Chef Ernest membagikan beberapa contoh aplikasi yang tidak hanya menarik secara rasa, tetapi juga memiliki potensi komersial berdasarkan target audiens dan kategori bisnis :
1. Andaliman Dark Chocolate Tart
Cocok untuk segmen premium seperti artisan bakery dan café urban. Kombinasi cokelat intens dengan aroma citrus pedas dari andaliman menciptakan pengalaman rasa yang modern dan eksperimental.
2. Hot Honey Cromboloni
Ditujukan untuk pasar viral seperti Gen Z dan pengguna aktif sosial media. Tekstur pastry berlapis dengan glaze madu pedas memberikan sensasi manis-hangat yang fun, unik, dan sangat mudah menarik perhatian di media sosial.
3. Spicy-Savory Lapis Legit
Relevan untuk pasar oleh-oleh premium atau konsumen dewasa yang menyukai sentuhan tradisional. Perpaduan bumbu spekoek klasik dengan elemen pedas gurih menawarkan pembaruan rasa tanpa menghilangkan karakter heritage-nya.
Melihat perkembangannya, tren sweet–spicy bukan lagi sekadar sensasi sesaat, tetapi bagian dari perubahan selera konsumen Indonesia yang semakin berani bereksplorasi tanpa meninggalkan identitas lokal. Peluang ini terbuka lebar bagi pelaku bakery dan restoran, selama eksekusinya dilakukan dengan tepat.
Kunci keberhasilan ada pada keseimbangan: memahami cara kerja bahan terutama lemak dalam membawa rasa pedas, memilih formulasi yang stabil selama proses produksi, dan menghadirkan cerita rasa yang relevan dengan kebiasaan konsumsi masyarakat.
Dengan pendekatan yang tepat, swicy dapat berkembang menjadi kategori rasa baru yang memperkaya dunia pastry Indonesia sekaligus memberi nilai tambah bagi bisnis yang mengadopsinya lebih awal.
Untuk ide kreasi lainnya dan tren terbaru yang relevan dengan industri bakery, bergabunglah di WhatsApp Channel SMART Food Solutions. Jangan lupa mendaftar sebagai member smartpluspro.com dan dapatkan insight yang bisa mendukung inovasi dapur serta pertumbuhan bisnismu.
