Keahlian Risa dalam menciptakan kue tidak lepas dari andil sang Ibu yang juga memiliki hobi membuat kue, sehingga resep-resep peninggalan tersebut menjadi bekal berharga bagi Risa dalam menciptakan kue.
“Saya biasa kumpulin resep-resep yang saya dapatkan di tabloid. Yaa karena almarhumah Ibu saya juga suka bikin kue. Semua masih tersimpan rapi, meskipun sudah mulai usang,” tutur Risa.
Resep-resep peninggalan ini kemudian dimodifikasi sedemikian rupa oleh Risa, menyesuaikan dengan trend bakery saat ini. Gemar mengikuti berbagai macam kursus membuat Risa memiliki banyak ilmu dan referensi dalam membuat kue. Hal ini tentunya diperlukan untuk beradaptasi dengan tren bakery yang berkembang dengan cepat.
Berbagai macam jenis bakery sudah dicoba, mulai dari puding art, cake decoration, hingga puding buttercream dan pastry. Namun kini Risa hanya fokus kepada produksi cake, pastry, dan kue kering. “Untuk cake decorating kini saya hanya ambil yang ultah saja,“ jelas Risa.
Dalam sehari, Risa mampu memproduksi sekitar 2 lusin kue. Dalam prosesnya, Risa mengerjakan sendiri dan terkadang dibantu oleh sang kakak. Tahun lalu, Falien Kitchen mampu memproduksi sekitar 12 lusin kue. Risa sendiri memprediksi tahun ini akan lebih banyak karena Falien Kitchen juga menerima pesanan parsel untuk Lebaran.
Meskipun sudah membuat kue sejak masa sekolah, bukan berarti Risa tidak mendapatkan tantangan. Tantangan terbesar yang dirasakan oleh Risa adalah dalam mengenalkan atau mempromosikan produk ciptaannya. Harus diakui bahwa sudah banyak orang yang menjalankan bisnis bakery seperti ini, sehingga persaingan terasa lebih ketat. Meskipun menggunakan produk premium, tidak mudah bagi Risa untuk memasarkan produknya. Perlu membangun rasa percaya konsumen terlebih dahulu sebelum akhirnya konsumen merasakan kelezatan yang ada dalam kue ciptaannya.