Kisah Sukses Reswara, UMKM Kue yang Memikat Pasar dengan Kualitas | Smartpluspro

Kisah Sukses Reswara, UMKM Kue yang Memikat Pasar dengan Kualitas

Dedikasi yang tinggi untuk mengembangkan sebuah bisnis menjadi kunci utama dalam perjalanan sukses Reswara, sebuah usaha yang kini dikenal sebagai distributor aneka kue pie, pastry, bakpia, dan brownies. Meskipun dimulai dari skala kecil, Reswara telah berhasil memperluas jangkauan distribusinya ke tiga daerah, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 

Awal Berdirinya Reswara 

Reswara didirikan oleh Pak Yanto empat tahun yang lalu. Kisah ini bermula ketika Pak Yanto, yang sebelumnya bekerja di sebuah toko roti, diajak oleh keponakannya untuk memulai bisnis sendiri, memanfaatkan ilmu dan pengalaman di bidang roti dan kue yang telah ia miliki. Untuk nama Reswara sendiri diambil dari nama sang keponakan.

Berkat kerja keras dan dedikasi, kini Reswara telah memiliki kurang lebih 25 karyawan, dua cabang produksi di Wonosari dan Gunungkidul, serta mampu memproduksi hingga 30 kg adonan per jenis kue setiap harinya yang akan didistribusikan ke toko-toko yang ada di dalam dan luar kota. 

Karena produksinya berlokasi di desa dan mayoritas pekerjanya merupakan penduduk lokal, Pak Yanto menerapkan sistem kekeluargaan dalam manajemen, misalnya seperti tidak memberatkan karyawannya jika ada keperluan atau berhalangan kerja. Ini salah satu cara Pak Yanto untuk menjaga hubungan baik di lingkungan kerja. 

Dalam hal penjualan dan pemasaran, Pak Yanto menggunakan sistem beli putus. Produk dengan masa kadaluwarsa invoice 3 bulan menjadi tanggung jawab toko jika tidak terjual. Namun, jika masa kadaluwarsa kurang dari itu, produk masih bisa dikembalikan. Kunjungan ke toko dilakukan setiap 2 hingga 3 minggu sekali, atau paling lama 1 bulan, untuk kontrol dan penerimaan uang hasil barang.

Tentu saja, dalam berbisnis selalu ada tantangan. Reswara, yang baru berdiri empat tahun lalu, tepat ketika pandemi Covid-19 melanda juga menghadapi berbagai kesulitan. Selain itu, faktor lokasi produksi yang berada di desa turut mempengaruhi proses produksi, mulai dari kendala listrik, ketersediaan tenaga kerja, hingga kebutuhan peralatan yang sulit dipenuhi karena lokasi jauh dari kota dan minimnya moda transportasi. Namun, Pak Yanto tidak menyerah. Baginya, dalam berbisnis pasti ada masalah, dan yang penting adalah menjalani setiap tantangan sambil mencari solusi terbaik sebagai jalan keluar.

float-smartpluspro Beli Produk