
Kalau berkunjung ke Bandung, rasanya belum lengkap tanpa membawa pulang oleh-oleh dari Kampoeng Susu Lembang. Dari brownies panggang yang legit, bolu Lembang yang lembut, Pisang Bolen yang renyah, hingga cheese roll yang gurih dan lumer di mulut—semuanya tidak bisa dilewatkan! Kampoeng Susu Lembang, atau lebih akrab disebut “Kang Sule”, sudah lama jadi destinasi favorit pecinta kuliner untuk oleh-oleh khas Bandung yang terkenal akan rasa autentiknya.
Didirikan dan dikembangkan oleh Syauqi, bisnis ini adalah hasil dari perjalanan panjang yang penuh jatuh bangun dan kegigihan. Gagal bukan berarti harus menyerah. Semangat Syauqi pantang menyerah berhasil membawa bisnisnya menjadi sebesar sekarang.
Pasang Surut Dalam Mengelola Bisnis
Mulanya, Syauqi adalah seorang pegawai asuransi yang sudah tidak lagi bekerja sejak tahun 2008. Dalam kondisi yang hampir putus asa, ia akhirnya memberanikan diri untuk terjun ke dunia bakery pada tahun 2010. Berawal dari menjual roti ke warung dan pasar lokal selama empat tahun, tapi sayangnya empat tahun kemudian harus berhenti karena hasil yang kurang memuaskan.
Tidak patah semangat, Syauqi lalu terinspirasi dari konsep fresh from the oven bakery ternama yang menghadirkan roti berkualitas dengan harga terjangkau. Ia mulai belajar dan membangun kembali usahanya, mencoba berbagai nama seperti Maharani dan Kampung Roti. Ketika pandemi COVID-19 melanda, ia beralih ke penjualan online, dan respons positif membuatnya kembali mengembangkan pabrik serta memperbaiki kemasan produk.
Nama "Kampoeng Susu Lembang" sendiri muncul dari kecintaannya pada unsur tradisional dan kesan lokal. Lembang dikenal dengan susu murninya, dan produk bakery yang berbasis susu semakin memperkuat identitas tersebut. Menariknya, masyarakat setempat bahkan menyingkat nama ini menjadi “Kang Sule,” yang dihubungkan secara lucu dengan popularitas komedian Sule. Nama ini pun memberi daya tarik unik tersendiri bagi pelanggan.
Bagaimana Mempromosikan Produk Kampoeng Susu Lembang?
Strategi pemasaran yang digunakan Kampoeng Susu Lembang juga tidak biasa. Syauqi lebih memilih memperluas jangkauan melalui reseller dan memanfaatkan mobilitas wisatawan Bandung yang tinggi, terutama dengan mendekati perusahaan bus pariwisata untuk memasarkan produknya. Ia menyadari bahwa fokusnya bukan pada end user langsung, melainkan lewat jaringan reseller sebagai kekuatan utama.