Belajar dari Suksesnya Storypie, Inspirasi Bisnis untuk Pengusaha Kuliner | Smartpluspro

Belajar dari Suksesnya Storypie, Inspirasi Bisnis untuk Pengusaha Kuliner

Siapa sangka, dari hobi membuat kue sederhana bisa melahirkan bisnis kuliner sebesar deKlapperPie? Perjalanan ini berawal pada tahun 2011, saat istri pemilik, Ridwan Wiyono, mencoba membuat kue pie dan mempostingnya di status BBM (BlackBerry Messenger). Postingan tersebut menerima respon positif, banyak teman yang menanyakan apakah kue pie tersebut dijual. Melihat potensi pasar yang besar, Bapak Ridwan dan istrinya pun memutuskan untuk membuka sistem pre-order.

Dari sistem pre-order, deKlapperPie mulai menarik perhatian banyak orang melalui strategi pemasaran dari mulut ke mulut. Seiring berjalannya waktu, muncul reseller yang menjual deKlapperPie di berbagai tempat, termasuk di Car Free Day, yang semakin memperluas jangkauan pasar. Hal ini mendorong Bapak Ridwan untuk memperbesar rumah produksi dan membuka toko di sebuah ruko. Kini, Storypie memiliki lebih dari 100 karyawan dan 17 cabang yang tersebar di Medan dan Pekanbaru, dengan satu cabang baru yang akan dibuka pada Agustus 2024.

Storypie-1

Pada tahun 2021, meskipun nama deKlapperPie sudah dikenal luas, atas saran dari konsultan, nama tersebut diganti menjadi Storypie. Perubahan nama ini dilakukan karena nama sebelumnya terlalu spesifik pada jenis kue dan sulit untuk dipatenkan. Dengan nama baru ini, Storypie dapat memperkenalkan identitas baru tanpa mengubah kualitas dan cita rasa yang telah menjadi ciri khasnya.

Storypie terus menjaga konsistensi kualitas produk dan pelayanan kepada konsumen. Varian favorit seperti full choco, pie buah, dan hazelnut tetap menjadi andalan Storypie untuk memuaskan pelanggan setia.

Storypie-2


Strategi Bisnis dan Pemasaran

StoryPie menawarkan beragam pilihan kue pie, mulai dari pie basah hingga pie kering yang tahan lama. Untuk menjaga kualitas pie basah dengan masa penyimpanan yang bertahan hanya 10 jam, StoryPie menerapkan sistem pre-order dan menggunakan bahan-bahan segar setiap prosesnya. Setiap produk StoryPie dibuat dengan memperhatikan detail, mulai dari penggunaan premix, memastikan gramasi yang tepat, hingga menerapkan kualitas kontrol yang ketat.

Ada beberapa strategi yang diterapkan oleh Storypie, yaitu:

1. Riset Konsumen

Dengan memanfaatkan data dan riset pasar, Storypie mengidentifikasi bahwa 95% pelanggan adalah perempuan berusia 19-35 tahun. Informasi ini memungkinkan Storypie untuk menyesuaikan strategi pemasaran, promosi, dan varian produk yang sesuai dengan preferensi target konsumen tersebut.

2. Inovasi Resep dan Kemasan

Meskipun awalnya inspirasi resep adalah dari pengalaman pribadi istri Bapak Ridwan yang mencoba Apple Pie dalam perjalanannya di luar kota, sekarang ini sebuah bisnis penting untuk memiliki divisi khusus yang bertugas dalam menciptakan topping dan inovasi baru. Selain itu, kemasan produk juga terus diperbarui agar selalu menarik perhatian konsumen.

3. Pemilihan Lokasi Strategis

Cabang-cabang StoryPie selalu dipilih dengan cermat di lokasi yang strategis dan memiliki traffic tinggi, seperti kota-kota besar, dekat dengan sekolah dan perkantoran untuk menjangkau lebih banyak konsumen.

4. Pengelolaan Karyawan

Dalam menjaga kualitas dan efisiensi operasional, pengelolaan karyawan menjadi fokus utama. Storypie mengembangkan sistem Human Capital General Affair (HCGA) yang melibatkan program pelatihan untuk seluruh karyawan. Program ini bertujuan untuk menyatukan visi dan misi perusahaan serta memastikan bahwa setiap karyawan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk memberikan layanan terbaik kepada konsumen.

5. Digital Marketing

Dengan memanfaatkan media sosial, Storypie berhasil membangun kehadiran online yang kuat dan menarik perhatian konsumen. Storypie rutin mengadakan promosi dan menciptakan konten yang relevan untuk menjangkau perhatian audiens yang lebih luas.

float-smartpluspro Beli Produk